Minggu, 12 Januari 2014
Masa Depan Mahasiswa Kedokteran
Masa depan Mahasiswa FK memang sangat beragam. Tinggal milih aja sih. Tapi banyak teman teman yang masih galau dalam belajar. Belum mendapatkan ‘feel’ dalam belajar. Belum mendapat semangat/motivasi yang tetap dalam mencari ilmu. Saya perkirakan salah satu sebabnya adalah: Belum terarah. Kita belum tahu kemana masa depan kita nantinya. Ini mengakibatkan kita galau, karena kadang merasa sia sia jika belajar, ‘ah buat apa aku belajar makul ini. Nanti aku ngga jadi dokter ini kok‘. Atau ‘ah, yang penting aku jadi dokter, nilai bagu, lulus tepat waktu. Apapun caranya mau itu nyontek kek, kujalani. Yang penting jadi dokter‘.
Ini kurang benar menurut hemat saya. Hal ini hanya pelampiasan saja dari satu masalah kita, yakni belum terarahnya masa depan kita. Memang seharusnya, kita perlu belajar secara efektif dan efisien. Apa yang kita tidak perlukan nantinya tidak perlu dipelajari.
Sebelumnya saya ingin rincikan lama pendidikan kita sebagai mahasiswa FK hingga menjadi dokter. Cekidot.
image
Disini ada dua jalur, yakni jalur pendidikan akademik dan jalur pendidikan profesi. Keduanya tidak begitu berhubungan. Namun bisa dikombinasikan. Jadi silakan pilih ingin menempuh salah satu atau keduanya.
Menurut beberapa artikel yang saya baca, perbedaan antara keduanya adalah, jika menempuh jalur akademik, ia akan menjadi seorang pakar. Sedangkan jika menempuh pendidikan profesi, ia akan menjadi seorang ahli. Pakar dan ahli tidak sama. Pakar itu mengetahui seluruh seluk beluk ilmu itu dari teorinya hingga praktiknya. Sedangkan ahli hanya mengetahui sebagian teori, namun praktiknya sangat mumpuni. Itulah perbedaan keduanya.
Nah, untuk tahu masa depan kita nantinya, ini sedikit yang saya dapat dari beberapa bacaan serta celotehan dosen saya tentang masa depan mahasiswa kedokteran. Ada lebih kurangnya mohon dimaafkan. Semoga Bermanfaat
image
Yak. Seperti ini bagannya. Kita bahas satu satu di bawah yaa.
1. Ambil S2
Setelah lulus Sarjana Kedokteran, tidak melanjutkan ke profesi dokter, namun langsung mengambil S2 dan kemudian jadi dosen. Namun ada juga yang mengambil dengan bidang yang sama sekali berbeda. Misalnya, setelah lulus S.Ked, mengambil Magister Ilmu Komunikasi. Lalu bekerja di rubrik kesehatan Media Massa. Tapi ini terlalu ekstrim menurut saya -.-
2. Langsung kerja
Setelah lulus Sarjana Kedokteran langsung melamar pekerjaan. S.Ked hanya sebagai syarat kualifikasi telah sarjana saja. Ini juga ekstrim.
3. Dokter sebagai Hobi
Saya kira setiap orang ingin ini. Dokter hanya sebagai hobi, bukan pekerjaan utama. Disini saya tekankan bahwa yang dimaksud dokter sebagai hobi adalah tidak menyandarkan penghasilan pada pekerjaan sebagai dokter. Dengan kata lain dokter adalah pekerjaan kedua. Pekerjaan pertamanya lah yang menjadi sumber penghasilannya.
Kebanyakan orang yang menempatkan dokter sebagai hobi, adalah wirausahawan. Sebagai wirausahawan yang sudah mumpuni, dia tidak perlu mencari penghasilan dari pekerjaan sebagai dokter. Menjadi Dokter biasanya hanya sarananya untuk beramal atau mengabdi pada masyarakat.
Namun perlu diingat bahwa untuk wirausahawan yang menjadikan dokter sebagai hobi ini juga tidak mudah jalannya. Tentu dalam mendirikan usahanya itu banyak lika likunya yang kadang bahkan lebih kejam daripada perjalanannya menjadi dokter. Tertarik?
4. Dokter Profesional
Ini adalah orang yang menempatkan pekerjaan Dokternya sebagai sumber penghasilan utamanya. Ada beberapa tipe. Yakni dokter Struktural, Staf, Farmasi, Fungsional.
a. Dokter Struktural
Untuk mahasiswa kedokteran yang tidak bisa duduk diam, senang berorganisasi, gemar bersosialisasi dan punya kepemimpinan yang baik, ini adalah pilihan yang direkomendasikan. Dokter struktural ini menjalankan tugasnya sebagai Manager. Dokter yang menjadi direktur Rumah Sakit, menjadi kepala Puskesmas, adalah contoh dokter struktural. Bahasa kasarnya, orang orangnya adalah yang senang rapat, rapat, dan rapat. Soal penghasilannya jangan ditanya. Biasanya lumayan besar kok (kata dosen saya :D)
Tips buat Mahasiswa FK, kalo pengen jadi dokter struktural, rajin rajin ikut organisasi kampus atau ekstra kampus. Insyallah manfaatnya besar kok. Dan direkomendasikan mengenyam pendidikan S2 Administrasi Rumah Sakit (MARS) atau Manajemen Rumah Sakit (MMRS) sebagai bekal dalam memimpin RS nantinya.
b. Dokter Staf
Staf disini maksudnya staf di Fakultas Kedokteran, atau bahasa awamnya menjadi pengajar atau peneliti. Dokter staf ini tingkat akademiknya harus tinggi. Tidak perlu mengenyam pendidikan profesi, hanya butuh pendidikan akademik saja. Untuk menjadi dosen misalnya minimal perlu mengenyam pendidikan S2 dahulu. Jika prestasinya sebagai dosen terus meningkat, pihak fakultas biasanya akan menyekolahkan dosen ke jenjang yang lebih tinggi, seperti spesialis atau S3. Dan jika memenuhi syarat, dosen yang telah mengenyam S3 dapat dianugrahi gelar Professor sebagai gelar akademis tertinggi.
Bidang ilmu dokter staf ada banyak. Untuk S2 dalam bidang Kedokteran bisa menempuh Program Magister Biomedik (kepakaran yang ada biasanya : Pakar Anatomi, Fisiologi, Histologi, Biokimia, Farmakologi, Mikrobiologi, Biologi Kedokteran, Imunologi, Parasitologi, Patobiologi, Sains Reproduksi Kedokteran, Sains Transfusi, Onkologi, dll) , Ilmu Gizi, Pendidikan Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, Kedokteran Kerja, Kedokteran Keluarga, dll. Bisa juga mengambil S2 diluar ilmu Kedokteran seperti Magister Hukum, Manajemen, Bahkan Agama. Tidak masalah.
Masalah penghasilan, tergantung dari jabatan, pendidikan, penelitian, serta waktu mengajarnya. Semakin tinggi 4 faktor tersebut, semakin tinggi penghasilannya.
Untuk menjadi dokter staf ini modalnya adalah prestasi akademiknya harus tinggi, yang tercermin dalam Indeks Prestasi. Nah, jadi buat teman teman yang ingin menjadi Dokter Staf, belajar dan nilainya ditingkatkan yaa
c. Dokter Farmasi
Ini adalah dokter yang bekerja di pabrik farmasi. Saya kurang memahami tugas dokter farmasi ini. Kata dosen saya, tugasnya antara lain melakukan riset, atau mempromosikan produk dari pabrik farmasi. Dokter ini sering berkeliling dalam tugasnya, seringkali ke luar negeri. Penghasilannya? Tentu besar, karena digaji pabrik farmasi
d. Dokter Fungsional
Dokter ini menjalankan tugasnya sebagai ‘dokter sebenarnya’, yakni melayani pasien, berperan dalam health provider.
Sebagaimana yang kita tahu, dokter adalah jalur profesi. Tingkatan dalam pendidikan profesi ini ada 3. Yang pertama adalah Pendidikan Profesi Dokter. Biasanya kita sebut Pendidikan Klinik/ Co Ass. Output pendidikan ini adalah Dokter Umum.
Dokter umum ini tugasnya sangat general dan terbatas kompetensinya. Maka untuk meningkatkan kompetensi, dokter umum dapat mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis 1 (PPDS 1). Dokter PPDS 1 ini biasanya kita sebut residen. Output dari PPDS 1 ini adalah Dokter Spesialis, yang lebih kompeten dalam melakukan tindakan medik di bidangnya dan lebih spesifik keilmuannya.
Bidang yang diambil dalam PPDS ada 2 golongan. Golongan pertama yaitu golongan besar, seperti Penyakit dalam, Bedah, Anak, dan ObsGyn. Golongan kedua adalah Golongan kecil seperti Anestesi, Forensik, Kulit dan Kelamin, dll. Biasanya golongan besar lah yang paling diminati, paling susah, paling killer, dan paling luas cabang ilmunya.
Selain mengikuti PPDS 1, dokter umum juga dapat menekuni kursus tertentu untuk meningkatkan kompetensinya. Misalnya kursus kecantikan, kursus bantuan hidup/kegawatdaruratan, kursus herbal seperti akupuntur, dll.
Dokter Spesialis yang menjadi staf, dapat lebih memperdalam dan lebih men-spesifik-kan ilmunya lagi lewat PPDS 2 atau pendidikan untuk menjadi Konsultan. Di beberapa bidang yang luas, seperti Penyakit dalam, Anak, Bedah, dan ObsGyn, konsultan ini lebih di spesifikkan lagi bidang ilmunya. Namun di beberapa bidang lain tidak.
Untuk menjadi Dokter spesialis, ada beberapa faktor yang harus dipenuhi jika mau di terima PPDS. Berikut:
1) Institusi
Jika yang melamar dari institusi seperti TNI/Polri, kemungkinan sangat besar diterima. Namun jika menjadi PNS TNI/Polri, kita tidak bisa menentukan spesialisasi mana yang akan kita ambil. Semua tergantung kebutuhan institusi.
2) Ekonomi
Biaya harus dipersiapkan dengan matang. Di Indonesia, PPDS masih University Based sehingga tidak di gaji, malah membayar. Di luar Negeri, PPDS adalah Hospital Based. Residen tidak membayar, malah di bayar, meskipun setara asisten dokter
3) Nilai tes
Nilai tes sangat penting. Apapun Faktor di atas jika nilai tes nya jelek tentu tidak akan diterima. Disini yang ditekankan adalah pengetahuan tentang spesialisasinya. Maka sejak dari sekarang, hendaknya kita sudah mendalami kesukaan kita masing masing. Misalnya, besok ingin mengambil bedah, maka dari sekarang kita harus sudah banyak membaca tentang bedah.
4) Attitude
Ini harus, sudah kewajiban. Di FK, attitude nomor 1
5) Jangan ambisius
Pesan dosen saya, jika mengambil spesialisasi, jangan ambisius. Misal jika ingin melamar Obsgyn, sudah 2x tidak diterima, maka terima saja. Jangan di teruskan. Cari spesialisasi yang lain.
6) Faktor ‘X’
Yaa.. Tau sendiri lah. Hehe
http://edukasi.kompasiana.com/2013/05/22/masa-depan-mahasiswa-kedokteran-562261.html Yuk kita mengenal Spesialisasi dari ilmu kedokteran. Cekidot.
1) Ilmu Penyakit Dalam (Interna)
Adalah cabang ilmu kedokteran yang sangat luas. Ilmu penyakit dalam mempelajari tentang penyakit non bedah pada dewasa. Beberapa cabang ilmu penyakit dalam telah menjadi spesialisasi tersendiri. PPDS Ilmu Penyakit dalam rata rata ditempuh dalam 9 semester/ 4,5 tahun.
Gelar: Sp.PD.
Subspesialis penyakit dalam mempunyai beberapa peminatan. Antaralain:
a) Alergi Imunologi (KAI)
b) Metabolik Endokrin (KEMD)
c) Gastro Entero Hepatologi (KGEH)
d) Hematologi Onkologi Medik (KHOM)
e) Kardiovaskuler (KKV)
f) Psikosomatik (KPsi)
g) Rheumatologi (KR)
h) Penyakit Tropis dan Infeksi (KPTI)
i) Geriatri (KGer)
j) Pulmonologi (KP)
k) Ginjal Hipertensi (KGH)
l) Hepatologi (KH)
Pendidikan Subspesialis ditempuh dalam 2-3 tahun
Organisasi: PAPDI (Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia)
Beberapa cabang ilmu penyakit dalam yang telah menjadi spesialisasi tersendiri antara lain:
a) Ilmu Kedokteran Jantung dan Pembuluh darah (Kardiovaskuler)
Adalah spesialisasi yang menangani pasien dengan penyakit jantung dan pembuluh darah. Memiliki kemampuan untuk melebarkan atau memasang cincin pada penyempitan pembuluh darah koroner yang menyebabkan serangan jantung, memasang alat pacu jantung, dan berbagai tindakan invasif lainnya. Lama pendidikan spesialisasi ini adalah 10 semester/ 5 tahun.
Gelar: Sp.JP
Subspesialis: Sp.JP(K)
-Intervensi Kardiologi dan Elektrofisiologi
-Ekokardiografi
-dll
Organisasi: PERKI (Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia
b) Ilmu Kedokteran Paru dan Respirasi (Pulmonologi)
Adalah spesialisasi yang menangani berbagai penyakit paru. Lama pendidikan PPDS ini adalah 7 semester/ 3,5 tahun.
Gelar: Sp.P
Subspesialis: Sp.P(K)
-Infeksi paru
-Onkologi paru dan mediastinum
-Pulmonologi intervensi dan gawat napas
-Asma dan PPOK
-Penyakit paru kerja dan Lingkungan
-Imunologi Respirasi
-Faal Paru Klinik
Organisasi: PDPI (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia)
c) Ilmu Kedokteran Saluran Kemih (Urologi)
Adalah spesialisasi yang menangani penyakit dan kelainan di saluran kemih. Lama pendidikan spesialisasi ini adalah 10 semester/ 5 tahun.
Gelar: Sp.U
Sub Spesialis: Sp.U(K)
-Urologi Anak
-Tumor Urologi
-Urologi Wanita
-Urologi Andrologi
-Batu Saluran Kemih
-Prostat
-Urologi Rekonstruksi
-Gangguan Fungsi Berkemih
Organisasi: IAUI (Ikatan Ahli Urologi Indonesia)
2) Ilmu Kesehatan Anak (Pediatri)
Adalah spesialisasi kedokteran yang berkaitan dengan bayi dan anak. Luas bidang ini hampir sama dengan Penyakit dalam, hanya saja menangani pasien anak. Lama pendidikan spesialisasi ini adalah 8 semester/ 4 tahun.
Gelar: Sp.A
Subspesialis: Sp.A(K)
a) Tropik Infeksi
b) Respirologi
c) Gastro Hepatologi
d) Pediatri Gawat Darurat
e) Hematologi Onkologi
f) Pediatrik Sosial
g) Endokrinologi
h) Nefrologi
i) Alergi Imunologi
j) Perinatologi
k) Kardiologi
l) Neurologi
m) Nutrisi Metabolik
n) Pencitraan
o) Kesehatan Remaja
Organisasi: IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia)
3) Ilmu Bedah (Surgery)
Adalah Ilmu yang menangani penyakit atau luka dengan operasi manual dan instrumen.
Organisasi yang menaungi seluruh organisasi bedah di Indonesia adalah IKABI (Ikatan Ahli Bedah Indonesia)
Bedah Umum (General Surgery)
Adalah pokok dari spesialisasi bedah sebelum bercabang ke spesialisasi bedah lain.
Lama pendidikan spesialisasi bedah umum adalah 10 semester/ 5 tahun.
Organisasi: PABI (Perhimpunan Ahli Bedah Umum Indonesia)
Gelar: Sp.B
Subspesialis antara lain:
a) Bedah Digestif (KBD)
b) Bedah Onkologi ((K)Onk)
Adalah spesialisasi yang melayani pembedahan tumor dan kanker.
Organisasi: PERABOI (Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia)
c) Bedah Plastik (KBP)
d) Bedah Kepala Leher((K)KL)
e) Trauma ((K)Trauma)
f) Bedah Vaskuler (KBV)
g) Bedah Thorax Kardiovaskuler (KBTKV)
Terdapat pula cabang ilmu bedah yang telah menjadi spesialisasi tersendiri di Indonesia. Antaralain:
a) Bedah Anak (Pediatric Surgery)
Adalah spesialisasi yang melayani pembedahan pada pasien anak. Lama pendidikan 10 semester.
Gelar: Sp.BA
Subspesialis: Sp.BA(K)
Organisasi: PERBANI (Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Anak Indonesia)
b) Bedah Urologi (Urologic Surgery)
Spesialisasi yang melayani pembedahan pada saluran kemih, seperti ginjal, alat alat kelamin, dll. Lama pendidikan spesialisasi ini 10 semester/ 5 tahun.
Gelar: Sp.U / dulu Sp.BU
Subspesialis: Sp.U(K)
Organisasi: IAUI (Ikatan Ahli Urologi Indonesia)
c) Bedah Digestif (Digestive Surgery)
Spesialisasi bedah untuk penyakit organ-organ pencernaan seperti usus, hati, pankreas, kantong empedu.
Gelar: Sp.BD
Subspesialis: Sp.BD(K)
Organisasi: IKABDI (Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Digestif Indonesia)
d) Bedah Thorax Kardiovaskuler (Cardiothoracis Surgery)
Spesialisasi yang menangani bedah pada organ dada, termasuk jantung dan pembuluh darah, serta paru-paru. Lama pendidikan spesialis ini adalah 10 semester/ 5 tahun.
Gelar: Sp.BTKV
Subspesialis:Sp.BTKV(K)
Organisasi: HBTKI (Himpunan Bedah Thorax Kardiovaskuler Indonesia)
e) Bedah Saraf (Neurosurgery)
Spesialisasi yang menangani pembedahan saraf seperti otak, tulang belakang, dan saraf lainnya.
Lama pendidikan PPDS ini adalah 11 Semester/ 5,5 tahun.
Gelar: Sp.BS
Subspesialis: Sp.BS(K)
Organisasi: PERSPEBSI (Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Saraf Indonesia)
f) Bedah Orthopedi (Orthopedic Surgery)
Adalah spesialisasi yang menangani pembedahan tulang, otot dan ligamen (jaringan yang menyambung otot dan tulang), serta keadaan yang diakibatkan oleh trauma atau luka akibat kecelakaan, bencana dan sebagainya. Lama pendidikan PPDS ini 9 semester atau 4,5 tahun.
Gelar: Sp.OT
Subspesialis: Sp.OT(K)
-Bedah Tangan
-Bedah bahu dan siku
-Rekonstruksi sendi total (Artroplasti)
-Ortopedi anak
-Bedah kaki dan pergelangan kaki (Podiatri)
-Bedah tulang belakang (Spine)
-Onkologi Muskuloskeletal
-Bedah Kedokteran Olahraga
-Trauma Ortopedi
Organisasi: PABOI (Perhimpunan Dokter Spesialis Orthopedi dan Traumatologi Indonesia)
g) Bedah Plastik (Plastic Surgery)
Adalah suatu cabang ilmu kedokteran yang bertujuan untuk merekonstruksi atau memperbaiki bagian tubuh manusia melalui operasi kedokteran. Lama pendidikan spesialisasi ini adalah 10 semester.
Gelar: Sp.BP
Subspesialis: Sp.BP(K)
-Kraniofasial
-Bedah Mikro
-Bedah Tangan
-Luka bakar
-Rekonstruksi pasca ablasi tumor
-Bedah Genitalia Eksterna
-Bedah Estetika
Organisasi: PERAPI (Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Plastik Indonesia)
4) Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan (Obstetri Gynecology)
Adalah ilmu yang mempelajari tentang kandungan dan penyakit sistem reproduksi wanita. Lama pendidikan spesialisasi ini adalah 9 semester.
Gelar: Sp.OG
Subspesialis:
a) Janin dan ibu hamil/ Feto-maternal (KFM)
b) Fertilitas Endokrinologi Reproduksi (KFer)
c) Uroginekologi rekonstruksi
d) Obstetri Ginekologi Sosial
e) Onkologi Ginekologi (KOnk)
f) Kesehatan Reproduksi
g) Ginekologi spesialistik
Organisasi: POGI (Perkumpulan Obstetri Ginekologi Indonesia)
5) Ilmu Bius (Anestesiologi dan Reanimasi)
Adalah spesialisasi yang melayani pembiusan serta perawatan gawat darurat. Lama pendidikan 7 semester
Gelar: Sp.An
Subspesialis:
a) Intensive Care (KIC)
b) Bedah Kardiovaskuler (KAKV)
c) Anestesi Lokal (KNA)
d) Anestesi Pediatri (KAP)
e) Anestesi Endokrin (KMN)
f) Anestesi Regional (KAR)
g) dll
Organisasi: IDSAI (Ikatan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Reanimasi Indonesia)
PERDATIN (Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia)
6) Ilmu Penyakit Saraf (Neurologi)
Adalah spesialisasi yang menangani penyakit-penyakit saraf atau terkait dengan fungsi otak, saraf tulang belakang, dan saraf tepi. Penyakit-penyakit seperti stroke, kelumpuhan, ayan atau epilepsi adalah contoh penyakit yang ditangani oleh spesialisasi ini. Lama pendidikan 8 semester.
Gelar: Sp.S
Subspesialis: Sp.S(K)
-Serebrovaskular, Neurosonologi, dan Neurologi Intervensi
-Neurotrauma
-Neuroinfeksi dan Imunologi
-Epilepsi
-Neurofisiologi Klinis
-Neuromuskular, Saraf Perifer
-Neurobehaviour
-Neurogeriatri
-Neurorestorasi
-Neuro-oftalmologi
-Neuro-otologi
-Neuro-intensif (KIC)
-Neuropediatri
-Neurokomunitasi
Organisasi: PERDOSSI (Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia)
7) Ilmu Kesehatan Jiwa (Psikiatri)
Adalah spesialisasi yang menangani pasien-pasien jiwa (gila), gangguan mental lainnya. Lama pendidikan 8 semester.
Gelar: Sp.KJ
Subspesialis: Sp.KJ(K)
-Neuropsikiatri dan Psikometri
-Psikoterapi
-Psikiatri Anak dan remaja
-Psikiatri Geriatri
-Psikiatri Adiksi
-Consultation-Liaison Psychiatry
-Psikiatri Forensik
-Psikiatri Komunitas, Rehabilitasi Psikiatri dan Trauma Psikososial
Organisasi: PDSKJI (Perhimpunan Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa Indonesia)
8) Ilmu Penyakit Mata (Ophtalmology)
Adalah spesialisasi yang mempelajari tentang penyakit mata dan penglihatan. Lama pendidikan 7 semester.
Gelar: Sp. M
Subspesialis: Sp.M(K)
-Kornea & Bedah Refraktif
-Infeksi dan Immunologi
-Vitreo-Retina
-Strabismus
-Neuro Oftalmologi
-Glaukoma
-Pediatrik Oftalmologi
-Refraksi
-Rekonstruksi
-Onkologi mata
Organisasi: PERDAMI (Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia)
9) Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok-Bedah Kepala Leher (Ear Nose Throat (Otolaryngology) - Head Neck Surgery)
Adalah spesialisasi yang mempelajari tentang penyakit di bagian telinga, hidung, tenggorok serta kelainan kelainan fungsinya, juga melakukan pembedahan pada bagian kepala dan leher. Lama pendidikan 8 semester
Gelar: Sp.THT-KL
Subspesialis: Sp.THT-KL(K)
-Otologi
-Neurotologi
-Rinologi
-Laringo-Faringologi
-Onkologi Kepala Leher
-Plastik Rekonstruksi
-Bronkoesofagologi
-Alergi Imunologi
-THT Komunitas
Organisasi: PERHATI-KL (Perhimpunan Dokter Spesialis THT-KL)
10) Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin (Dermatologi)
Adalah spesialisasi yang menangani penyakit dan kelainan di kulit serta kelamin. Beberapa terkonsentrasi pada kecantikan dan kosmetik. Lama pendidikan 7 semester.
Gelar: Sp.KK
Subspesialis: Sp.KK(K)
-Tumor dan Bedah Kulit
-Dermatologi Kosmetik
-Alergi Imunologi
-Dermatomikologi
-Infeksi Menular Seksual
-Dermatologi Anak
-Divisi Morbus Hansen
-Divisi Patologi Anatomi
-Dermatologi Umum
Organisasi: PERDOSKI (Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia)
11) Ilmu Kedokteran Kehakiman (Forensik & Medikolegal)
Adalah spesialisasi yang bertugas menangani ilmu kedokteran yang berhubungan dengan penegakan hukum. Lama pendidikan 6 semester.
Gelar: Sp.F
Subspesialis: Sp.F(K)
-Forensik Klinik
-Patologi Forensik
-Medikolegal
Organisasi: PDFI (Perhimpunan Dokter Spesialis Forensik Indonesia)
12) Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Medik (Medical Rehabilitation)
Adalah spesialisasi yang melakukan rehabilitasi fungsi-fungsi fisik dan organ yang mengalami gangguan akibat kondisi dan penyakit tertentu misalnya pasien pasca stroke yang kesulitan berbicara dan berjalan, pasien dengan fungsi paru yang menurun akibat penyakit paru kronis atau menahun dan lain-lain. Lama pendidikan 10 semester.
Gelar: Sp.RM
Subspesialis: Sp.RM(K)
Organisasi: PERDOSRI (Perhimpunan Dokter Spesialis Fisik dan Rehabilitasi Medik Indonesia)
13) Ilmu Kedokteran Olahraga (Sports Medicine)
Adalah spesialisasi yang menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan kesehatan, kebugaran, prestasi dan produktivitas kerja. Lama pendidikan 7 semester.
Gelar: Sp.KO
Organisasi: PDSKO (Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga)
14) Ilmu Kedokteran Kerja (Okupasi)
Adalah spesialisasi yang menerapkan ilmu kedokteran dengan pendekatan komprehensif melalui kedokteran promotif, prenventif, kuratif dan rehabilitatif terhadap tenaga kerja individual dengan pekerjaan dan lingkungan kerjanya, dan sesama komunitas pekerja lainnya. Lama pendidikan 6 semester.
Gelar: Sp.OK
Organisasi: PERDOKI (Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Okupasi Indonesia)
15) Radiologi
Adalah spesialisasi yang melakukan pemeriksaan image atau gambar-gambar medis seperti foto rontgen, CT-Scan, MRI, dan prosedur-prosedur lain untuk membantu mendiagnosis penyakit pasien dan pada keadaan tertentu mengobati pasien. Dokter ini juga memberikan terapi radiasi untuk pasien penderita kanker. Lama pendidikan 7 semester.
Gelar: Sp.Rad
Subspesialis: Sp.Rad(K)
-Onkologi Radiasi
-Imaging Payudara
-Neuroradiologi
-Radiologi Intervensional dan Kardiovaskuler
-Radiologi Muskuloskeletal
-Radiologi Traktus Digistivus
-Kedokteran Nuklir
-Radiologi Anak
-Radiologi Kepala dan Leher
-Radiologi Toraks
-Radiologi Traktus Urinarus dan Genital
Organisasi: PDSRI (Perhimpunan Dokter Spesialis Radiologi Indonesia)
Terdapat Subspesialisasi yang telah menjadi spesialisasi tersendiri. Yaitu:
Onkologi Radiasi
Adalah spesialisasi yang memberikan terapi radiasi untuk pasien penderita kanker. Lama pendidikan 7 semester.
Gelar: Sp.OnkRad
Organisasi: PORI (Perhimpunan Dokter Spesialis Onkologi Radiasi Indonesia)
16) Patologi Anatomi
Adalah spesialisasi yang bekerja di laboratorium, memeriksa sel dan jaringan tubuh. Sebagai contoh apabila seseorang memiliki benjolan di payudara, maka dokter spesialis ini bisa mengambil contoh benjolan tersebut untuk diperiksa untuk menentukan apakah benjolan tersebut jinak atau ganas. Sering dokter spesialis bidang lain mengirim contoh jaringan ke Sp.PA untuk mendapatkan masukan tentang diagnosis dan pengobatan pasiennya. Lama pendidikan 6 tahun.
Gelar: Sp.PA
Subspesialis: Sp.PA(K)
-Patologi Kulit
-dll
Organisasi: IAPI (Ikatan Ahli Patologi Indonesia)
17) Patologi Klinik
Adalah spesialisasi yang bertugas di laboratorium untuk memeriksa dan menginterpretasi pemeriksaan laboratorium pasien, contohnya pemeriksaan darah, pemeriksaan cairan otak, pemeriksaan lab yang lain. Biasanya mereka tidak membuka praktek sendiri dengan gelar spesialisnya, tapi kadang mereka berpraktek sebagai dokter umum. Lama pendidikan 8 semester.
Gelar: Sp.PK
Subspesialis:
-Hematologi dan Hemostasis (KH)
-Kardiovaskuler (KKV)
-Bank darah & Transfusi
-Infeksi & Penyakit tropik
-Metabolic-endokrin
-Alergi-imunologi
-Onkologi
-Respirasi
-Urologi
-Gastroentero Hepatologi
Organisasi: PDS PATKLIN (Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik Indonesia)
18) Mikrobiologi Klinik (Clinical Microbiology)
Adalah spesialisasi yang mengidentifikasi kuman yang menyebabkan penyakit pada pasien. Lebih banyak bekerja di laboratorium. Lama pendidikan 6 semester.
Gelar: Sp.MK
Subspesialis: Sp.MK(K)
-Mikrobiologi umum
-Imunologi
-Biologi Molekuler
-Antibiotika
Organisasi: PAMKI (Perhimpunan Ahli Mikrobiologi Klinik Indonesia)
19) Parasitologi Klinik
Adalah spesialisasi yang mengidentifikasi parasit yang menyebabkan penyakit pada pasien. Lama pendidikan 9 semester.
Gelar: Sp.ParK
Subspesialis:
-Helmintologi
-Protozoologi : Protozoa Usus & Malaria
-Entomologi
-Mikologi
Organisasi: PDS PARKI (Perhimpunan Dokter Spesialis Parasitologi Klinik Indonesia)
20) Gizi Klinik
Adalah spesialisasi yang menangani perawatan gizi pada penyakit seperti pada diabetes, kegemukan dan keadaan-keadaan lain yang memerlukan penanganan gizi. Lama pendidikan 6 semester
Gelar: Sp.GK
Organisasi: PDGKI (Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia)
PDGMI (Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Medik Indonesia)
21) Akupuntur Klinik
Adalah spesialisasi yang menerapkan ilmu akupuntur kedalam kedokteran medis. Lama pendidikan 6 semester.
Gelar: Sp.AK
Organisasi: PDA (Perhimpunan Dokter Spesialis Akupuntur Klinik)
22) Ilmu Khasiat Obat (Farmakologi Klinik)
Adalah spesialisasi yang mempelajari efek-efek dari obat-obatan pada sukarelawan sehat dan pasien. Pada akhirnya, hasil dan efek samping dari ibat-obatan dapat diketahui dan dibandingkan. Lama pendidikan 6 semester.
Gelar: Sp.FK
Subspesialis: Sp.FK(K)
Organisasi: PERDAFKI (Perhimpunan Dokter Spesialis Farmakologi Klinik Indonesia)
23) Ilmu Kesehatan Pria (Andrologi)
Adalah spesialisasi yang menangani kelainan-kelainan terkait hormon seksual dan fertilitas pada laki-laki. Lama pendidikan 6 semester.
Gelar: Sp. And
Organisasi: PERSANDI (Perhimpunan Dokter Spesialis Andrologi Indonesia)
24) Ilmu Kedokteran Nuklir (Nuclear Medicine)
Adalah spesialisasi ilmu kedokteran yang dalam kegiatannya menggunakan radioaktif terbuka, baik untuk diagnosis maupun dalam pengobatan penyakit, atau dalam penelitian. Lama pendidikan 7 semester.
Gelar: Sp.KN
Organisasi: PKNI (Perhimpunan Kedokteran Nuklir Indonesia)
25) Ilmu Kedokteran Kedaruratan (Emergensi Medik)
Adalah spesialisasi dengan kemampuan multidisiplin untuk bekerja di ruang emergensi dengan standar yang tinggi, berperan sebagai penghubung antara masyarakat yang membutuhkan pelayanan, dengan berbagai spesialis yang akan memberikan pelayanan definitif. Lama pendidikan 8 semester.
Gelar: Sp.EM
Organisasi: PERDAMSI (Perhimpunan Dokter Ahli Emergensi Indonesia)
Program Pendidikan Dokter Spesialis ini belum mendapat akreditasi dari MKIK
26) Ilmu Kedokteran Penerbangan
Adalah spesialisasi yang ruang lingkupnya adalah bandara dan staf nya, pesawat, hingga luar angkasa. Lama pendidikan 9 semester.
Gelar: Sp.KP
Organisasi: PERDOSPI (perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Penerbangan Indonesia)
27) Ilmu Kedokteran Kelautan (Hyperbaric Medicine)
Sedang diwacanakan. Adalah spesialisasi yang menangani bidang kesehatan maritim /pelabuhan/pekerjaan lepas pantai dan kesehatan pesisir.
Gelar: Sp.KL
Organisasi: PERDOKLA (Perhimpunan Kedokteran Kelautan)
28) Ilmu Geriatri
Sedang diwacanakan
Gelar: Sp.Ger
Keterangan:
Spesialisasi Nomor 1-4 termasuk dalam golongan stase besar
Spesialisasi Nomor 23-28 termasuk spesialisasi yang relatif baru
Spesialisasi Nomor 27-28 termasuk spesialisasi yang baru di wacanakan
Gelar yang bisa ditambahkan pada spesialis jantung dan spesialis bedah:
FACC - Fellow of the American College of Cardiologists
FACP - Fellow of the American College of Physicians
FACS - Fellow of the American College of Surgeons
FESC - Fellow of the European Society of Cardiology
FICS - Fellow Of the International College Of Surgeon
FIHA - Fellows Indonesian Heart Association
Gelar Lain:
DPM - Doctor of Pediatric Medicine
FAAEM - Fellow of the American Academy of Emergency Medicine
FAAFP - Fellow of the American Academy of Family Physicians
FACE - Fellow of the American College of Endocrinology
FACEP - Fellow of the American College of Emergency Physicians
FACFAS - Fellow of the American College of Foot and Ankle Surgeons
FACOG - Fellow of the American College of Obstetrics and Gynecologists
FCCP - Fellow of the American College of Chest Physicians
DFM - Diploma in Forensic Medicine
DTM&H - Diploma in Tropical Medicine and Hygiene
DMM - Diploma in Medical Microbiology
ICRP -International Community of Royal Pathologist
AAP -American Academy of Pediatric
AAI - Association of Allergy Immunology
ICS - International Community of Surgery
DAP&E - Diploma in Applied Parasitology and Entomology
DCP - Diploma in Clinical Pharmacology
D.Sc - Doctor of Science
FESC - Fellow of the European Society of Cardiology
FINASIM - Fellow of the Indonesian Society of Internal Medicine
Nah, itu dia beberapa ‘Calon masa depan kita’. Udah tau semua kan? Tinggal pilih yang sesuai buat kamu, terus tekuni baik baik. Insyallah ngga bakal galau lagi deh
Tulisan diatas saya ambil dari beberapa sumber seperti buku, website, pernyataan dosen, dan kesimpulan saya sendiri. Mohon maaf bila kurang berkenan dan dimohon untuk menyampaikan kritiknya ke : @nabilcuy
Langganan:
Postingan (Atom)